Catatan Pak Je Relawan Sahabat Al Aqsha Asal Indonesia: Bumi Syam Kemarin, Hari Ini, dan Nanti


Pak Je bersama Sahabat Al Aqsha di Suriah Februari 2012

Perjanjian Sykes-Picot yang dirumuskan pada tahun 1915, dideklarasikan pada tahun 1916, dan berlaku efektif mulai tahun 1917, telah memecah Negeri Syam (wilayah khilafah  Utsmaniyah) menjadi serpihan-serpihan nation-state.

Sebagai ‘pemenang perang’, Britain leluasa menguasai Yordan, Palestina dan sebagian Irak. Perancis mendapatkan Suriah dan Libanon. Paska Deklarasi Balfour pada tahun 1917 pula, secara mulus Palestina dicaplok Zionis Israhell.

Sejak itu, atribut-atribut nasionalisme  menjadi penyekat, bahkan pemisah ummatan wahidah ini. Memasing nation membanggakan negaranya dan cenderung abai bahkan apatis pada urusan ‘dalam negeri’ negara ‘lain’ itu. Musibah!

Waktu pun berjalan tanpa perubahan sejarah yang signifikan. Tak heran jika pada tahun 2024 ini, anak-anak di Syam dan di seluruh penjuru jagat, kebanyakan menyangka bahwa Palestina itu terpisah dengan Suriah. Bahwa Yordan berbeda dari Libanon, Sebagian Turki Tenggara, dan bagian atas Mesir. Padahal, semula mereka satu. Dan memang, sesungguhnya mereka adalah satu: Biladisy Syam.

Tsaurah (revolusi) Suriah pada Maret 2011, menjadi momentum yang membuka mata dunia bahwa Syam adalah satu. Operasi Taufan Al-Aqsha dari Gaza pada bulan Oktober 2023 menghangatkan ulang kesadaran kaum Muslimin, bahwa Syam adalah satu: Satu tanah barokah. Tanah suci. Satu tanah amanah. Tanah para Nabi. Ada Masjidil Aqsha. Ada Baitul Maqdis. Tanah Kehormatan Kaum Muslimin Seluruh Dunia, yang wajib terus dijaga, karena:

إذا فسد أهل الشام فلا خير فيكم

Mari tengok dan sambangi sejenak, serpihan-serpihan itu. Kondisi Gaza terbaru, di wilayah Palestina sungguh sangat mengharu biru. Kita kehabisan kata-kata untuk menggambarkan dinamika di tanah perjuangan ini.

Dahsyatnya peristiwa di Suriah dan Gaza, seharusnya menghentakkan kesadaran kita tentang pentingnya mengupayakan persatuan itu.

Mundur sejenak ke 12 tahun lalu; Ketika pada bulan Desember 2011, tim SA (Sahabat Al-Aqsha) masuk Gaza; berlanjut pada bulan Februari 2012, tim SA berkesempatan masuk Suriah dan berinteraksi dengan sebagian kawasan Syam tersebut, situasinya sungguh memprihatinkan.

Deskripsi umumnya adalah: Kota-kota yang remuk; Internal displaced person  yang membanjiri border-border; Wajah kusut anak-anak dan emak-emak yang menjadi war victim; Refuges di tenda-tenda yang alakadar; Saat Winter, dinginnya ekstrim. Saat Summer, panasnya menyengat; Di bawah ancaman serangan Rezim zalim. 🥲😭.

Kunjungan Sahabat Al Aqsha di Bumi Syam Desember 2016

Pada bulan Juni 2024, Tim SA mengantarkan tim KITA (Khidmat Indonesia untuk Tanah Amanat) menuju negeri Syam. KITA ini adalah tim baru, semacam peremajaan SA dengan dukungan anak-anak muda yang lebih bertenaga untuk menginternasional dengan segala modal dan daya dukungnya. Perjuangan harus dilanjutkan!

Dan…

Situasi di negeri Syam dan dinamika mengembalikan kebebasan Baitul Maqdis, relatif belum banyak berubah. Meski begitu, Gaza sebagai ujung tombak perlawanan yang dengan gigih mewakili kehormatan Kaum Muslimin, in syaa Allah menjanjikan harapan.  

Bagaimana dengan anak-anak Syam kita? Sudah sama kita tahu dari berbagai sumber, kondisinya masih seperti itu. Di Suriah dan di border-border Turki-Suriah, seakan belum kunjung ketemu format yang pas, untuk mengambil salah satu peran, misalnya: ‘menyelamatkan’ anak-anak itu. 

Aah, memang terlalu muluk kalau kita bilang kita bisa menyelamatkan sekian buuuanyak anak-anak itu.

Kunjungan Sahabat Al Aqsha di Bumi Syam Desember 2020

Sementara, laju usia kita juga nggak bisa direm. Fisik relawan tua sudah tak setangguh dulu untuk melakukan perjalanan. Di jalan naik, problem di napas. Saat jalan turun, problem di dengkul. Pokoke sebelum kapundhut, mari lakukan saja dengan apa yang kita punya dan kita bisa. Ngelmu, Bondho, Bahu, lek perlu Nyawane pisan… 

Yaa Rabb… Ahlusy Syam. Mereka telah bertahan. Kita musti terus sokong dan kuatkan. Allah subhanahu wa ta’ala kelak yang akan memenangkan dan mengembalikan kejayaan mereka. Mereka lah ujung tombak di garis depan kehormatan Islam: Kejayaan dan Kehormatan kita semua.

Aah… Sesekali, saya kira nggak papa yaa, mengajak anak-anak itu keluar dari tenda, minta mereka mandi yang bersih dan wangi, berpakaian yang lebih rapi; kemudian kita traktir mereka makan dengan menu yang lebih istimewa daripada yang biasa mereka makan. 

Salam,

PakJe Abu ‘Abd.

Kunjungan Sahabat Al Aqsha dan KITA (Khidmat Indonesia untuk Tanah Amanah) di Bumi Syam Juni 2024

___

Pak Je juga merupakan Ketua Dewan Pengawas Yayasan As Sakinah Yogyakarta (Hidayatullah Jogja).
 
Link.